PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG DAPAT DI AKSES DI
http://jdih.ketapangkab.go.id/
atau untuk lengkapnya
http://jdih.ketapangkab.go.id/hukum/index.php?jenis=perda%20kabupaten&nomor=&tahun=&tentang=&cari=CARI
Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif
Pages
Terima Kasih Anda Sudah Mau Berkunjung Ke Blogs Kami Yang Serba putih ini , agar lebih ringan saat di load oleh pembaca setia.
SIlahkan Lihat Daftar Isi .
Anda Boleh Copy Dan Paste semua Artikel kami tapi cantumkan Sumbernya .
SIlahkan Lihat Daftar Isi .
Anda Boleh Copy Dan Paste semua Artikel kami tapi cantumkan Sumbernya .
Friday, 14 August 2015
Thursday, 25 December 2014
JUAL BUKU BEKAS SKRIPSI ANDA DI SINI
Toko Online sekarang memang lagi menjamur , tapi bagaimana jika anda ingin menjual barang anda daftar gratis , khususnya untuk anda daerah ketapang atau pontianak , kalimantan barat.
Sekarnag anda dengan mudah menjual barang anda secara Online , jika anda berminat Ayo kunjungi
www.ketapang-informasi.com
atau
KLlK Di sini
ketapang yang sekarang menjadi kota berkembang anda bisa dapat untung dengan mudah , ayo buruan.
sebenarnya tidak hanya ketapang , seluruh kota di kalimantan barat juga bisa
daftar - Jual Barang Anda --> Gratis
Sekarnag anda dengan mudah menjual barang anda secara Online , jika anda berminat Ayo kunjungi
www.ketapang-informasi.com
atau
KLlK Di sini
ketapang yang sekarang menjadi kota berkembang anda bisa dapat untung dengan mudah , ayo buruan.
sebenarnya tidak hanya ketapang , seluruh kota di kalimantan barat juga bisa
daftar - Jual Barang Anda --> Gratis
==============================================
KEYWOARD
buku bekas
buku bekas online
buku bekas murah
buku bekas jogja
buku bekas jakarta
buku bekas di jakarta
buku bekas senen
buku bekas di surabaya
buku bekas online surabaya
buku bekas di bandung
buku bekas online
buku bekas murah
buku bekas jogja
buku bekas jakarta
buku bekas di jakarta
buku bekas senen
buku bekas di surabaya
buku bekas online surabaya
buku bekas di bandung
buku bekas bandung
buku bekas anak
buku bekas anak murah
buku bekas akuntansi
buku bekas agatha christie
buku bekas arsitektur
buku bekas astrid lindgren
buku bekas agama
buku bekas amartapura
jual buku bekas agatha christie
beli buku bekas amazon
buku bekas bandung
buku bekas blok m
buku bekas blogspot
buku bekas blok m square
buku bekas blauran surabaya
buku bekas batam
buku bekas banjarmasin
buku bekas bekasi
buku bekas bahasa inggris
buku bekas bogor
buku bekas cirebon
buku bekas.com
buku bekas cikapundung
buku bekas cerita anak
buku bekas chicken soup
buku bekas cikarang
buku craft bekas
buku cerita bekas
buku crochet bekas
buku campbell bekas
buku bekas di jakarta
buku bekas di surabaya
buku bekas di bandung
buku bekas di bogor
buku bekas di semarang
buku bekas di depok
buku bekas di pasar senen
buku bekas di bekasi
buku bekas di senen
buku bekas di medan
toko buku d bekasi
buku bekas enid blyton
buku bekas elektronika
buku bekas ensiklopedia
buku bekas eragon
jual buku bekas enid blyton
buku bekas teknik elektro
jual buku bekas ensiklopedia
jual buku bekas erlangga
jual buku bekas teknik elektro
buku erlangga bekas
buku bekas farmasi
buku bekas facebook
buku flanel bekas
buku fotografi bekas
buku filsafat bekas
buku bekas pasar festival
jual buku filsafat bekas
jual buku fotografi bekas
jual buku farmasi bekas
toko buku bekas pasar festival
buku bekas gratis
buku bekas grolier
buku bekas glodok
buku bekas gramedia
buku bekas grosir
buku bekas goosebumps
jual buku bekas gajah mada
jual buku bekas grolier
buku bekas titi gantung
buku bekas john grisham
buku bekas halo balita
buku bekas hukum
buku bekas harry potter
buku bekas harlequin
buku bekas harga murah
buku harian bekas peternak gurami
jual buku bekas harry potter
jual buku bekas haruki murakami
jual buku bekas hukum
buku bekas linda howard
buku bekas import
buku bekas islam
buku bekas impor
buku bekas islami
buku import bekas murah
jual buku bekas import
buku bekas bahasa inggris
toko buku bekas import online
jual buku bekas islam
toko buku bekas import
buku bekas jogja
buku bekas jakarta
buku bekas jatinegara
buku bekas jakarta selatan
buku bekas jual
buku bekas jalan semarang surabaya
buku bekas jakarta timur
buku bekas jaringan komputer
buku bekas jambi
buku bekas jd robb
buku bekas kwitang
buku bekas kaskus
buku bekas kalkulus
buku bekas kedokteran
buku bekas kuliah
buku bekas kwitang pindah
buku bekas kiloan
buku bekas komputer
buku bekas kota malang
buku bekas kedokteran online
buku bekas lima sekawan
buku bekas lengkap
buku bekas langka
buku bekas lampung
buku bekas laskar pelangi
buku bekas lupus
buku bekas linda howard
buku bekas laura ingalls
buku bekas laura ingalls wilder
buku bekas lonely planet
buku bekas murah
buku bekas malang
buku bekas medan
buku bekas my pals are here
buku bekas murah online
buku bekas makassar
buku bekas murah di jakarta
buku bekas murah jakarta
buku bekas marga t
buku bekas murah surabaya
blok m buku bekas
blok m square buku bekas
buku bekas neale donald walsch
jual buku bekas narnia
buku bekas novel
nyari buku bekas
buku bekas online
buku bekas online surabaya
buku bekas online terlengkap
buku bekas online murah
buku bekas online jogja
buku bekas online jakarta
buku bekas online bandung
buku bekas online yogyakarta
buku bekas ondori
jual buku bekas online
buku bekas pasar senen
buku bekas pekanbaru
buku bekas pasar festival
buku bekas palasari bandung
buku bekas purwokerto
buku bekas palasari
buku bekas palembang
buku bekas pondok pinang
buku bekas pontianak
buku bekas pasar johar
buku bekas raditya dika
buku bekas rahma
buku bekas ribut wijoto
buku bekas rental
buku rajut bekas
buku resep bekas
buku rajutan bekas
buku rohani bekas
jual buku bekas rental
jual buku bekas raditya dika
buku bekas senen
buku bekas semarang
buku bekas surabaya
buku bekas solo
buku bekas supernova
buku bekas sidoarjo
buku bekas sastra
buku bekas sma
buku bekas samarinda
buku bekas sandra brown
buku bekas s mara gd
buku bekas tangerang
buku bekas thamrin city
buku bekas toko bagus
buku bekas taman mini
buku bekas teknik mesin
buku bekas teknik elektro
buku bekas terlengkap
buku bekas tira pustaka
buku bekas teknik sipil
buku bekas teknik
buku bekas ut
buku bekas ui
buku bekas universitas terbuka
buku bekas ubud
jual buku bekas ut
jual buku bekas universitas terbuka
usaha buku bekas
toko buku bekas di ui
vixxio buku bekas
vixxio buku bekas online
buku bekas wied harry
buku bekas wordpress
buku wilton bekas
buku wwp bekas
toko buku bekas wilis malang
toko buku bekas wilis
buku bekas ribut wijoto
jual buku wwp bekas
buku bekas laura ingalls wilder
buku bekas neale donald walsch
buku bekas yogyakarta
buku bekas jogja
toko buku bekas yogyakarta
jual buku bekas yogyakarta
buku bekas online yogyakarta
buku bekas di yogyakarta
pusat buku bekas yogyakarta
pasar buku bekas yogyakarta
toko buku bekas jogja
rak buku bekas yogyakarta
1001 buku bekas
harga 1 kg buku bekas
donasi buku bekas 2013
buku kedokteran 2nd bekas
1001 buku bekas
Monday, 25 March 2013
Menyusun Instrument Penelitian itu mudah !
Dalam
sebuah penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen
untuk mengumpulkan data, sedangkan dalam penelitian
kualitatif-naturalistik peneliti akan lebih banyak menjadi instrumen,
karena dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan key instrumen. Instrumen
penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti.
Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian
akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti.
Instrumen
itu merupakan alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan
penelitian memiliki arti pemeriksaan, penyelidikan, kegiatan
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data secara sistematis
dan objektif. Dengan masing-masing pengertian kata tersebut di atas maka
instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan,
mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta
objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu
hipotesis. Jadi semua alat yang bisa mendukung suatu penelitian bisa disebut instrumen penelitian. Instrumen
penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti.
Dengan demikian jumlah instrument yang akan digunakan tergantung pada
jumlah variable yang diteliti. Jadi jika variable yang digunakan
jumahnya 3, maka instrumen yang digunakan juga 3 jumlahnya .
Instrumen merupakan hal yang sangat penting di dalam kegiatan penelitian.
Hal ini karena perolehan suatu informasi atau data relevan atau
tidaknya, tergantung pada alat ukur tersebut. Oleh karena itu, alat ukur penelitian harus memiliki validitas dan reliabilitas yang memadai
Instrumen
penelitian dirancang untuk satu tujuan penelitian dan tidak akan bisa
digunakan pada penelitian lain. Kekhasan setiap obyek penelitian membuat
seorang peneliti harus merancang sendiri instrumen yang akan
digunakannya. Susunan instrumen untuk setiap penelitian tidak selalu
sama dengan penelitian yang lain. Hal ini disebabkan karena setiap
penelitian mempunyai tujuan dan mekanisme kerja yang berbeda-beda.
Dalam
mekanisme pengumpulan informasi dalam penelitian sosial dilakukan
secara langsung dengan berbagai cara, yang antara lain melalui teknik
wawancara (baik secara langsung maupun dengan telepon), survey,
pengamatan dan angket.
Teknik
angket dilakukan dengan meminta informasi dari responden mengenai
sesuatu masalah dengan sukarela. (Perbedaan antara teknik angket dan
survey terletak pada penentuan responden yang memang tidak akan sama).
Teknik
survey dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan
kepada responden. Kemudian responden didatangi oleh pencacah untuk
menanyakan informasi yang diminta serta dicatat dalam daftar kuesioner
yang telah disiapkan.
Teknik
wawancara dilakukan dengan mendatangi secara langsung para responden
untuk dimintai keterangan mengenai sesuatu yang diketahuinya (bisa
mengenai suatu kejadian, fakta, maupun pendapat si responden).
Apapun teknik pengumpulan informasi yang dipilih
penelitian sosial yang melibatkan banyak orang, membutuhkan suatu
instrumen penelitian, yang nantinya akan digunakan dalam proses
pengumpulan informasi dari responden.
Beberapa jenis instrumen dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut :
· Tes
Tes
adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur ketrampilan, pengukuran, inteligensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
· Kuesioner
Kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atu hal-hal yang
ia ketahui.
· Wawancara (Interviw)
Interview digunakan
oleh peneliti unyuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari
data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan,
perhatian, sikap terhadap sesuatu.
· Observasi
Didalam artian penelitian observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung, abservasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, ragam gambar, dan rekaman suara. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.
Didalam artian penelitian observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung, abservasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, ragam gambar, dan rekaman suara. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.
· Skala bertingkat (ratings)
Rating atau skala bertingkat
adalah suatu ukuran subyaktif yang dibuat bersekala. Walaupun skala
bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan
informasi tertentu tentang program atau orang. Intrumen ini depat dengan
mudah menberikan gambaran penampilan, terutama panampilan didalam orang
menjalankan tugas, yang menjukan frekuensi munculnya sifat-sifat.
Didalm menyusun skala, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
menentukan variabel skala. Apa yang ditanyakan harus apa yang dapat
diamati responden.
· DokumentasiDokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, penelitian menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, dan sebagainya.
sumber
Penjelasan Apa itu Variabel dan Objek Peneltian
Dalam beberapa literatur metodologi penelitian sesuatu yang akan
(sedang) diteliti kerap kali disebut sebagai variabel penelitian. Dengan
kata lain, variabel penelitian dianggap sama dengan objek penelitian.
Benarkah? Tentu tidak. Variabel penelitian merupakan objek penelitian,
benar; tetapi objek penelitian tidak sama dengan variabel penelitian.
Apa sebenarnya yang disebut variabel (dalam) penelitian itu?
Jika seseorang peneliti akan meneliti “hubungan motivasi kerja dengan prestasi kerja”, misalnya, yang menjadi objek penelitiannya adalah hubungan motivasi kerja dengan prestasi kerja, bukan motivasi kerja atau prestasi kerja. Motivasi kerja dan prestasi kerja merupakan variabel yang ada dalam penelitian tersebut. Jadi, dalam penelitian tersebut ada dua variabel, yaitu motivasi kerja dan prestasi kerja. Kenapa disebut variabel?
Sesuatu disebut variabel (lawannya konstan) apabila sesuatu tersebut di dalamnya terkandung sifat-sifat yang bervariasi, atau sesuatu tersebut bisa “divariasikan.” Variabel (“variable” = vary + able) mengandung makna sesuatu yang bervariasi, beragam, berbeda-beda, berubah-ubah, atau bisa diubah atau berganti (“varying; likely to change“), dan juga yang bisa diberagamkan (“that can be varied“). Jadi, sesuatu (hal, benda dsb) disebut variabel apabila sesuatu itu mengandung keragaman sifat keadaan, bisa diberagamkan, bisa diubah-ubah, atau berubah (berganti).
Perhatikan pernyataan-pernyataan ini:
“Wah, hari ini engkau tampak cantik sekali.”
“Prestasi belajar murid-murid tahun ini sangat memuaskan!”
“Ada dua orang murid yang tidak hadir sekolah hari ini.”
“Cantik sekali” berbicara tentang kecantikan, “sangat memuaskan” berbicara tentang prestasi belajar, sedangkan “tidak hadir sekolah” berbicara tentang kehadiran (mengikuti pelajaran). Kecantikan, prestasi belajar, dan kehadiran semuanya merupakan sesuatu (hal) yang disebut variabel, karena di dalam dirinya (hal tersebut) terkandung adanya sifat keadaan yang bisa bervariasi, bisa berubah, bisa diubah.
“Hari ini ia tampak cantik sekali,” kemarin tidak cantik, atau kurang cantik (alias jelek atau buruk rupa). “Prestasi belajar murid sekarang ini sangat memuaskan (alias baik atau tinggi),” kemarin atau besok mungkin kurang atau tidak memuaskan (tidak baik, atau tidak tinggi). “Hari ini ada murid yang tidak hadir,” kemarin dan besok mungkin semua hadir, tidak ada yang tidak hadir.
Cantik (kecantikan) mengandung keragaman: sangat buruk rupa sampai dengan sangat cantik sekali. Prestasi belajar mengandung keragaman: sangat jelek atau rendah sekali sampai dengan sangat baik atau tinggi sekali. Kehadiran mengandung keragaman (walau hanya ada dua ragam): hadir dan tidak hadir. Hal-hal (konsep = “concept“) yang di dalam dirinya terkandung keberagaman itu disebut sebagai variabel. Hal-hal dimaksud bisa berupa apapun, apakah berupa benda, keadaan, sifat, sikap dan sebagainya.
Perubahan sifat keadaan sesuatu variabel dapat mempengaruhi sifat keadaan variabel lain yang terkait. Misalnya, perubahan cuaca (variabel cuaca), yaitu hujan atau panas, dapat mempengaruhi variabel banyaknya (volume) penjualan es krim. Jika cuaca panas, es krim banyak terjual, dan sebaliknya. Berdasarkan kenyataan tersebut kita dapat membuat beberapa pernyataan sebagai berikut:
[] Banyak sedikitnya es krim yang terjual tergantung pada keadaan cuaca (hujan atau panas).
[] Ada korelasi antara keadaan cuaca dan volume penjualan es krim.
Oleh karena variabel volume (banyak sedikitnya) penjualan es krim itu tergantung pada (= depend on) variabel cuaca, maka volume penjualan es krim itu disebutlah sebagai “dependent variabel” [variabel yang -- perubahannya, dalam hal ini banyak atau sedikit-- tergantung pada perubahan atau pergantian sifat keadaan variabel lain, dalam hal ini cuaca: panas atau hujan]. Variabel cuaca sendiri disebut sebagai “independent variable” (variabel yang tidak tergantung; variabel bebas, tidak terikat perubahannya pada variabel lain –karena justru ialah yang “mempengaruhi yang lain). Variabel independen disimbulkan secara statistik sebagai variabel X, sementara variabel dependen disimbulkan sebagai variabel Y.
Itulah kisah variabel penelitian. Variabel penelitian “dimunculkan ke permukaan” (dikemukakan) dalam penelitian karena:
(1) Sebagian penelitian berupaya mengait-kaitkan (mengasosiasikan, mengkorelasikan) sesuatu hal (ujud, entitas) dengan sesuatu (ujud, entitas) lainnya, sebagai pertautan “semacam sebab – akibat” (X berkorelasi dengan Y; X menyebabkan Y).
(2) Oleh karena secara logika perkaitan antar ujud (entitas) itu harus bersinggungan dengan “variasi” (keragaman perubahan sifat keadaan: sejenis tinggi-rendah), maka ujud (atau ujud-ujud) tersebut disebutlah sebagai variabel (sesuatu yang mengandung sifat keadaan keberagaman). Pola pikir dasarnya adalah: perubahan sifat keadaan pada variabel yang satu akan mempengaruhi sifat keadaan yang lain.
“Pengaruh” (korelasi) itu dapat terjadi dalam dua pola:
(1) Korelasi positif, yaitu jika variabel X bersifat keadaan plus (tinggi, banyak dsb) menjadikan variabel Y juga plus (tinggi, banyak juga). Misalnya: Kedisiplinan belajar yang tinggi (X plus) membuat prestasi belajar tinggi (Y plus).
(2) Korelasi negatif, yaitu jika variabel X bersifat plus (tinggi) menjadikan Y minus (rendah), dan sebaliknya, jika X minus justru menjadikan Y plus. Misalnya: Sedikit atau tidak pernah menggunakan minuman keras (X minus) menjadikan daya pikir tinggi (Y plus), sebaliknya, banyak mengkonsumsi miras (X plus) menjadikan daya pikir atau daya nalar rendah (Y minus).
Apabila sesuatu tidak mempunyai keberagaman, maka sesuatu itu selain tidak bisa disebut sebagai variabel, tidak pula akan “mengubah” sesuatu yang lain. Ambil contoh dosen mengajar dengan metode ceramah (sama, tidak beragam) kepada sekelas mahasiswa. Prestasi belajar mahasiswa yang bervariasi (ada yang tinggi ada yang rendah) tidak ada kaitannya (bukan “pengaruh”) metode ceramah tersebut, karena metodanya sama (seragam, tidak beragam). Karena tidak beragam disebutlah sebagai sesuatu yang konstan, lawan variabel.
Jika seseorang akan meneliti “faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Sekolah XYZ memperoleh sertifikat ISO”, manakah yang menjadi variabel penelitiannya? Objek penelitiannya faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Sekolah XYZ memperoleh sertifikat ISO.” Variabelnya? Faktor-faktor yang mempengaruhi (?). Ada keberagaman tidak (tinggi rendah, banyak sedikit) pada faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut? Tidak jelas? Tidak ada? Ya, sudah, itu bukan variabel! Kenapa dipaksanakan harus berbunyi variabel !!? Kelak kalau sudah diteliti, akan sangat amat banyak hal yang bersifat variabel tertemukan. Akan tetapi, variabel-variabel itu akan diapakan? Tergantung nanti kalau sudah tertemukan dari penelitian.
Variabel tidak ada kaitannya dengan sifat penelitian yang kuantiatif atau kualitatif. Variabel netral, tergantung pada sifat keadaan yang ada dalam sesuatu itu sendiri untuk disebut sebagai variabel atau kontas, atau tanpa embel-embel sebutan apapun dari keduanya (karena tidak diperlukan).
Tunggu dulu! Sejauh ini terkesan yang disebut variabel itu jika berjenjang (tinggi – sedang – rendah, banyak – cukupan – sedikit, dsb). Kehadiran mengikuti pelajaran kita sebut juga sebagai variabel, walaupun keberagamannya hanya ada dua: hadir – tidak hadir. Jadi, jenis kelamin itu variabel karena mengandung keberagaman jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Bisakah dikait-kaitkan dengan variabel lain? Bisa. Misalnya: Jenis kelamin (variabel X, yaitu apakah laki-laki ataukah perempuan) mempengaruhi kecepatan waktu penyelesaian pencangkulan tanah ladang (variabel Y).
Variabel yang keberagamannya bersifat bergolong (golongan darah, jenis kelamin, tipe kepemimpinan) disebut sebagai jenis variabel diskrit (discrete). Variabel yang keberagamannya bersifat berjenjang (bertingkat) semisal prestasi belajar, motivasi kerja, dsb. disebut jenis variabel kontinum (continuum).
sumber
Jika seseorang peneliti akan meneliti “hubungan motivasi kerja dengan prestasi kerja”, misalnya, yang menjadi objek penelitiannya adalah hubungan motivasi kerja dengan prestasi kerja, bukan motivasi kerja atau prestasi kerja. Motivasi kerja dan prestasi kerja merupakan variabel yang ada dalam penelitian tersebut. Jadi, dalam penelitian tersebut ada dua variabel, yaitu motivasi kerja dan prestasi kerja. Kenapa disebut variabel?
Sesuatu disebut variabel (lawannya konstan) apabila sesuatu tersebut di dalamnya terkandung sifat-sifat yang bervariasi, atau sesuatu tersebut bisa “divariasikan.” Variabel (“variable” = vary + able) mengandung makna sesuatu yang bervariasi, beragam, berbeda-beda, berubah-ubah, atau bisa diubah atau berganti (“varying; likely to change“), dan juga yang bisa diberagamkan (“that can be varied“). Jadi, sesuatu (hal, benda dsb) disebut variabel apabila sesuatu itu mengandung keragaman sifat keadaan, bisa diberagamkan, bisa diubah-ubah, atau berubah (berganti).
Perhatikan pernyataan-pernyataan ini:
“Wah, hari ini engkau tampak cantik sekali.”
“Prestasi belajar murid-murid tahun ini sangat memuaskan!”
“Ada dua orang murid yang tidak hadir sekolah hari ini.”
“Cantik sekali” berbicara tentang kecantikan, “sangat memuaskan” berbicara tentang prestasi belajar, sedangkan “tidak hadir sekolah” berbicara tentang kehadiran (mengikuti pelajaran). Kecantikan, prestasi belajar, dan kehadiran semuanya merupakan sesuatu (hal) yang disebut variabel, karena di dalam dirinya (hal tersebut) terkandung adanya sifat keadaan yang bisa bervariasi, bisa berubah, bisa diubah.
“Hari ini ia tampak cantik sekali,” kemarin tidak cantik, atau kurang cantik (alias jelek atau buruk rupa). “Prestasi belajar murid sekarang ini sangat memuaskan (alias baik atau tinggi),” kemarin atau besok mungkin kurang atau tidak memuaskan (tidak baik, atau tidak tinggi). “Hari ini ada murid yang tidak hadir,” kemarin dan besok mungkin semua hadir, tidak ada yang tidak hadir.
Cantik (kecantikan) mengandung keragaman: sangat buruk rupa sampai dengan sangat cantik sekali. Prestasi belajar mengandung keragaman: sangat jelek atau rendah sekali sampai dengan sangat baik atau tinggi sekali. Kehadiran mengandung keragaman (walau hanya ada dua ragam): hadir dan tidak hadir. Hal-hal (konsep = “concept“) yang di dalam dirinya terkandung keberagaman itu disebut sebagai variabel. Hal-hal dimaksud bisa berupa apapun, apakah berupa benda, keadaan, sifat, sikap dan sebagainya.
Perubahan sifat keadaan sesuatu variabel dapat mempengaruhi sifat keadaan variabel lain yang terkait. Misalnya, perubahan cuaca (variabel cuaca), yaitu hujan atau panas, dapat mempengaruhi variabel banyaknya (volume) penjualan es krim. Jika cuaca panas, es krim banyak terjual, dan sebaliknya. Berdasarkan kenyataan tersebut kita dapat membuat beberapa pernyataan sebagai berikut:
[] Banyak sedikitnya es krim yang terjual tergantung pada keadaan cuaca (hujan atau panas).
[] Ada korelasi antara keadaan cuaca dan volume penjualan es krim.
Oleh karena variabel volume (banyak sedikitnya) penjualan es krim itu tergantung pada (= depend on) variabel cuaca, maka volume penjualan es krim itu disebutlah sebagai “dependent variabel” [variabel yang -- perubahannya, dalam hal ini banyak atau sedikit-- tergantung pada perubahan atau pergantian sifat keadaan variabel lain, dalam hal ini cuaca: panas atau hujan]. Variabel cuaca sendiri disebut sebagai “independent variable” (variabel yang tidak tergantung; variabel bebas, tidak terikat perubahannya pada variabel lain –karena justru ialah yang “mempengaruhi yang lain). Variabel independen disimbulkan secara statistik sebagai variabel X, sementara variabel dependen disimbulkan sebagai variabel Y.
Itulah kisah variabel penelitian. Variabel penelitian “dimunculkan ke permukaan” (dikemukakan) dalam penelitian karena:
(1) Sebagian penelitian berupaya mengait-kaitkan (mengasosiasikan, mengkorelasikan) sesuatu hal (ujud, entitas) dengan sesuatu (ujud, entitas) lainnya, sebagai pertautan “semacam sebab – akibat” (X berkorelasi dengan Y; X menyebabkan Y).
(2) Oleh karena secara logika perkaitan antar ujud (entitas) itu harus bersinggungan dengan “variasi” (keragaman perubahan sifat keadaan: sejenis tinggi-rendah), maka ujud (atau ujud-ujud) tersebut disebutlah sebagai variabel (sesuatu yang mengandung sifat keadaan keberagaman). Pola pikir dasarnya adalah: perubahan sifat keadaan pada variabel yang satu akan mempengaruhi sifat keadaan yang lain.
“Pengaruh” (korelasi) itu dapat terjadi dalam dua pola:
(1) Korelasi positif, yaitu jika variabel X bersifat keadaan plus (tinggi, banyak dsb) menjadikan variabel Y juga plus (tinggi, banyak juga). Misalnya: Kedisiplinan belajar yang tinggi (X plus) membuat prestasi belajar tinggi (Y plus).
(2) Korelasi negatif, yaitu jika variabel X bersifat plus (tinggi) menjadikan Y minus (rendah), dan sebaliknya, jika X minus justru menjadikan Y plus. Misalnya: Sedikit atau tidak pernah menggunakan minuman keras (X minus) menjadikan daya pikir tinggi (Y plus), sebaliknya, banyak mengkonsumsi miras (X plus) menjadikan daya pikir atau daya nalar rendah (Y minus).
Apabila sesuatu tidak mempunyai keberagaman, maka sesuatu itu selain tidak bisa disebut sebagai variabel, tidak pula akan “mengubah” sesuatu yang lain. Ambil contoh dosen mengajar dengan metode ceramah (sama, tidak beragam) kepada sekelas mahasiswa. Prestasi belajar mahasiswa yang bervariasi (ada yang tinggi ada yang rendah) tidak ada kaitannya (bukan “pengaruh”) metode ceramah tersebut, karena metodanya sama (seragam, tidak beragam). Karena tidak beragam disebutlah sebagai sesuatu yang konstan, lawan variabel.
Jika seseorang akan meneliti “faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Sekolah XYZ memperoleh sertifikat ISO”, manakah yang menjadi variabel penelitiannya? Objek penelitiannya faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Sekolah XYZ memperoleh sertifikat ISO.” Variabelnya? Faktor-faktor yang mempengaruhi (?). Ada keberagaman tidak (tinggi rendah, banyak sedikit) pada faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut? Tidak jelas? Tidak ada? Ya, sudah, itu bukan variabel! Kenapa dipaksanakan harus berbunyi variabel !!? Kelak kalau sudah diteliti, akan sangat amat banyak hal yang bersifat variabel tertemukan. Akan tetapi, variabel-variabel itu akan diapakan? Tergantung nanti kalau sudah tertemukan dari penelitian.
Variabel tidak ada kaitannya dengan sifat penelitian yang kuantiatif atau kualitatif. Variabel netral, tergantung pada sifat keadaan yang ada dalam sesuatu itu sendiri untuk disebut sebagai variabel atau kontas, atau tanpa embel-embel sebutan apapun dari keduanya (karena tidak diperlukan).
Tunggu dulu! Sejauh ini terkesan yang disebut variabel itu jika berjenjang (tinggi – sedang – rendah, banyak – cukupan – sedikit, dsb). Kehadiran mengikuti pelajaran kita sebut juga sebagai variabel, walaupun keberagamannya hanya ada dua: hadir – tidak hadir. Jadi, jenis kelamin itu variabel karena mengandung keberagaman jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Bisakah dikait-kaitkan dengan variabel lain? Bisa. Misalnya: Jenis kelamin (variabel X, yaitu apakah laki-laki ataukah perempuan) mempengaruhi kecepatan waktu penyelesaian pencangkulan tanah ladang (variabel Y).
Variabel yang keberagamannya bersifat bergolong (golongan darah, jenis kelamin, tipe kepemimpinan) disebut sebagai jenis variabel diskrit (discrete). Variabel yang keberagamannya bersifat berjenjang (bertingkat) semisal prestasi belajar, motivasi kerja, dsb. disebut jenis variabel kontinum (continuum).
sumber
Sunday, 24 March 2013
Penjelasan Panjang rumus pearson product moment correlation
Korelasi
yang sering digunakan oleh peneliti(terutama peneliti yang mempunyai
data-data interval dan rasio) adalah korelasi Pearson atau Product
Moment Correlation. Adapun beberapa persyaratan yang harus dipenuhi apabila kita menggunakan rumus ini adalah:1.Pengambilan sampel dari populasi harus random(acak).2.Data yang dicari korelasinya harus berskala interval atau rasio.3.Variasi skor kedua variabel yang akan dicari korelasinya harus sama.4.Distribusi skor variabel yang dicari korelasinya hendaknya merupakan distribusi unimodal.5.Hubungan antara variabel X dan Y hendaknya linier. Rumus Korelasi Product Moment/Pearson Correlation ada 2 macam, yaitu:1.Korelasi Product Moment dengan simpangan: r_xy=(∑xy)/√((∑x^2 )(∑y^2 ) ) Keterangan: r_xy =Koefisiensi korelasi anatara variabel X dan variabel Y:dua variabel yang dikorelasikan ( x=X-M ) dan( y= Y-M). ∑xy =Jumlah perkalian x dengan y x^2 =Kuadrat dari x (deviasi x) y^2 =Kuadrat dari y (deviasi y)2.Korelasi Product Moment dengan Angka Kasar: r_xy=(NΣxy_(-(∑x) ) (∑y))/√((NΣx^2-(∑x)^2 (NΣy^2-(Σy)^(2)) ) Keterangan: r_xy=Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y Σxy =Jumlah perkalian antara variabel x dan Y ∑x^2 =Jumlah dari kuadrat nilai X ∑y^2 =Jumlah dari kuadrat nilai Y (∑x)^2=Jumlah nilai X kemudian dikuadratkan (∑y)^2=Jumlah nilai Y kemudian dikuadratkanPENYAJIAN:Suatu
penelitian yang ingin melihat apakah ada hubungan antara banyaknya
kredit yang diambil dengan indeks prestasi yanng dicapai mahasiswa dalam
satu semester. Setelah dilakukan pengumpulan data dari 10 mahasiswa
ternyata penyebaran kredit dan indeks prestasi yang dicapai sebagai
berikut:MAHASISWA KE JUMLAH KREDIT YG DIAMBIL INDEKS PRESTASI1 20 3,12 18 4,03 15 2,84 20 4,05 10 3,06 12 3,67 16 4,08 14 3,29 18 3,510 12 4,0UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Dalam penelitian, data mempunyai kedudukan yang paling tinggi, karena
data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai
alat pembuktian hipotesis. Benar tidaknya data, sangat menentukan
bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedang benar tidaknya data,
tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Pengujian
instumen biasanya terdiri dari uji validitas dan reliabilitas.
A. Definisi Validitas dan ReliabilitasValiditas
adalah tingkat keandalah dan kesahihan alat ukur yang digunakan.
Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan
untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 2004:137). Dengan demikian,
instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-benar tepat untuk
mengukur apa yang hendak di ukur.
Penggaris dinyatakan valid jika digunakan untuk mengukur panjang, namun
tidak valid jika digunakan untuk mengukur berat. Artinya, penggaris
memang tepat digunakan untuk mengukur panjang, namun menjadi tidak valid
jika penggaris digunakan untuk mengukur berat.
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pernyataan-pernyataan
pada kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan.
Teknik untuk mengukur validitas kuesioner adalah sebagai berikut dengan
menghitung korelasi antar data pada masing-masing pernyataan dengan
skor total, memakai rumus korelasi product moment, sebagai berikut :
Item
Instrumen dianggap Valid jika lebih besar dari 0,3 atau bisa juga
dengan membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung > r tabel maka
valid.
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam
hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak
oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan
kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi. Banyak
rumus yang dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas diantaranya
adalah rumus Spearman Brown
Ket :
R 11 adalah nilai reliabilitas
R b adalah nilai koefisien korelasi
Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah diatas 0,7 (cukup baik), di atas 0,8 (baik).
Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena jika
instrument yang digunakan sudah tidak valid dan reliable maka dipastikan
hasil penelitiannya pun tidak akan valid dan reliable. Sugiyono (2007:
137) menjelaskan perbedaan antara penelitian yang valid dan reliable
dengan instrument yang valid dan reliable sebagai berikut :
Penelitian yang valid artinya bila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang
diteliti. Artinya, jika objek berwarna merah, sedangkan data yang
terkumpul berwarna putih maka hasil penelitian tidak valid. Sedangkan
penelitian yang reliable bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang
berbeda. Kalau dalam objek kemarin berwarna merah, maka sekarang dan
besok tetap berwarna merah.
dirangkum dari :
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung,Alfabeta.
sumber
Uji - t dan Anova Untuk membandingkan 2 objek atau lebih
t-TEST & ANOVA
Uji t (t-test) merupakan prosedur pengujian parametrik
rata-rata dua kelompok data, baik untuk kelompok data terkait maupun dua
kelompok bebas. Untuk jumlah data yang sedikit maka perlu dilakukan uji
normalitas untuk memenuhi syarat dari sebaran datanya.
Umumnya pada uji t dua kelompok bebas, yang perlu diperhatikan selain normalitas data juga kehomogenan varian. Kehomogenan data digunakan untuk menentukan jenis persamaan uji t yang akan digunakan.
A. Persamaan berikut ini digunakan jika variansi data antara dua kelompok sampel sama.
Dengan perhitungan derajat bebas:
Umumnya pada uji t dua kelompok bebas, yang perlu diperhatikan selain normalitas data juga kehomogenan varian. Kehomogenan data digunakan untuk menentukan jenis persamaan uji t yang akan digunakan.
A. Persamaan berikut ini digunakan jika variansi data antara dua kelompok sampel sama.
Dengan perhitungan derajat bebas:
B. Persamaan berikut ini digunakan jika variansi data antara dua kelompok sampel berbeda.
Dengan perhitungan derajat bebas (degree of freedom)
Terlihat perbedaan antara kedua persamaan pada perhitungan Standar Error of Mean/pembagi selisih rata-rata. Selain itu perbedaan juga terletak pada perhitungan derajat bebas kedua persamaan itersebut. Umumnya pada software statistik kedua perhitungan itersebut ditanpilkan sehingga hal yang penting untuk memilih perhitungan mana yang akan digunakan terlebih dulu dilihat apakah hasil perhitungan nilai variansi kedua kelompok sampel berbeda atau sama.
Anova Merupakan prosedur pengujian parametrik rata-rata lebih dari dua kelompok data. Pada pengujian Anova selain data harus terdistribusi normal, variansi antar perlakuan harus homogen. Sebelum pengujian Anova dilakukan, maka perlu dilakukan explorasi data untuk melihat apakah kedua asumsi dipenuhi. Jika asumsi kehomogenan varian tidak terpenuhi dapat diatasi dengan mentransformasi data yang ada, prinsipnya adalah rentang data yang besar diusahakan menjadi mengecil, salah satu dengan tranformasi Logaritma. Untuk data yang tidak terdistribusi normal dapat di transormasi dengan beberapa teknik tranformasi seperti Box-Cox Transformation atau Johnson Transformation.
sumber
Sunday, 10 March 2013
hahah. ini dia Pengertian Angket sebenarnya
Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian
pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban
(Depdikbud:1975)
Angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga ( WS. Winkel, 1987)
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data ( I. Djumhur, 1985 )
Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang tidak
memerlukan kedatangan langsung dari sumber data ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ).
Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingin diselidiki atau responden (Bimo Walgito, 1987).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
subyek untuk mendapatkan jawaban secara tertulis juga
Pengambilan data dapat dilakukan secara :
a. Pertanyaan langsung vs Pertanyaan tidak langsung
Perbedaan mendasar antara Pertanyaan Langsung dan Pertanyaan Tidak Langsung ialah terletak pada tingkat kejelasan suatu pertanyaan dalam mengungkap informasi khusus dari responden. Pertanyaan Langsung menanyakan informasi khusus secara langsung dengan tanpa basa-basi (direct), dimana jawaban diperoleh dari sumber pertama tanpa menggunakan perantara. Pertanyaan Tidak Langsung menanyakan informasi khusus secara tidak langsung (indirect), dimana Jawaban angket itu diperoleh dengan melalui perantara, sehingga jawabannya tidak dari sumber pertama.
Contoh :
Pertanyaan Langsung: Apakah Saudara mengenal tersangka pembunuhan?
Pertanyaan Tidak Langsung: Bagaimana pendapat saudara terhadap pembunuhan yang dilakukan oleh budi?
b. Pertanyaan Khusus v.s Pertanyaan Umum
Pertanyaan Khusus menanyakan hal-hal yang khusus yang dibutuhkan oleh penulis. Sedang Pertanyaan Umum biasanya menanyakan informasi mengenai identitas dari koresponden. Lebih baik pertanyaan dimulai dari umum ke khusus.
Contoh pertanyaan :
Pertanyaan Khusus: Apakah saudara mengenal sistem Kanban?
Pertanyaan Umum: Berapa umur anda?
c. Pertanyaan Tentang Fakta v.s Pertanyaan Tentang Opini
Pertanyaan tentang fakta yang menghendaki jawaban dari responden berupa fakta; sedang Pertanyaan tentang opini menghendaki jawaban yang bersifat opini. Pada praktiknya dikarenakan responden mungkin mempunyai memori yang tidak kuat ataupun dengan sadar yang bersangkutan ingin menciptakan kesan yang khusus; maka Pertanyaan tentang fakta belum tentu sepenuhnya menghasilkan jawaban yang bersifat faktual.
Demikian halnya dengan pertanyaan yang menanyakan opini belum tentu sepenuhnya menghasilkan jawaban yang mengekspresikan opini yang jujur. Hal ini terjadi karena responden mendistorsi opininya didasarkan pada adanya “tekanan sosial” untuk menyesuaikan diri dengan keinginan social dan lingkungannya.
Contoh:
Pertanyaan Tentang Fakta: Majalah apa yang anda sukai?
Pertanyaan Tentang Opini: Mengapa saudara menyukai majalah Aneka?
d. Pertanyaan dalam bentuk kalimat tanya v.s. Pertanyaan dalam bentuk kalimat pernyataan
Pertanyaan dalam bentuk kalimat tanya memberikan pertanyaan langsung kepada responden dimana jawaban yang diperoleh dapat beraneka ragam; sedang pertanyaan dalam bentuk kalimat pernyataan menyediakan jawaban persetujuannya.
Contoh:
Pertanyaan dalam bentuk kalimat tanya: Apakah saudara setuju dengan pemilihan rector secara langsung?
Pertanyaan dalam bentuk kalimat pernyataan: Pemilihan rector secara langsung akan dilaksanakan.
Jawabannya: a. setuju b. tidak setuju
sumber
Angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga ( WS. Winkel, 1987)
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data ( I. Djumhur, 1985 )
Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang tidak
memerlukan kedatangan langsung dari sumber data ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ).
Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingin diselidiki atau responden (Bimo Walgito, 1987).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
subyek untuk mendapatkan jawaban secara tertulis juga
Pengambilan data dapat dilakukan secara :
a. Pertanyaan langsung vs Pertanyaan tidak langsung
Perbedaan mendasar antara Pertanyaan Langsung dan Pertanyaan Tidak Langsung ialah terletak pada tingkat kejelasan suatu pertanyaan dalam mengungkap informasi khusus dari responden. Pertanyaan Langsung menanyakan informasi khusus secara langsung dengan tanpa basa-basi (direct), dimana jawaban diperoleh dari sumber pertama tanpa menggunakan perantara. Pertanyaan Tidak Langsung menanyakan informasi khusus secara tidak langsung (indirect), dimana Jawaban angket itu diperoleh dengan melalui perantara, sehingga jawabannya tidak dari sumber pertama.
Contoh :
Pertanyaan Langsung: Apakah Saudara mengenal tersangka pembunuhan?
Pertanyaan Tidak Langsung: Bagaimana pendapat saudara terhadap pembunuhan yang dilakukan oleh budi?
b. Pertanyaan Khusus v.s Pertanyaan Umum
Pertanyaan Khusus menanyakan hal-hal yang khusus yang dibutuhkan oleh penulis. Sedang Pertanyaan Umum biasanya menanyakan informasi mengenai identitas dari koresponden. Lebih baik pertanyaan dimulai dari umum ke khusus.
Contoh pertanyaan :
Pertanyaan Khusus: Apakah saudara mengenal sistem Kanban?
Pertanyaan Umum: Berapa umur anda?
c. Pertanyaan Tentang Fakta v.s Pertanyaan Tentang Opini
Pertanyaan tentang fakta yang menghendaki jawaban dari responden berupa fakta; sedang Pertanyaan tentang opini menghendaki jawaban yang bersifat opini. Pada praktiknya dikarenakan responden mungkin mempunyai memori yang tidak kuat ataupun dengan sadar yang bersangkutan ingin menciptakan kesan yang khusus; maka Pertanyaan tentang fakta belum tentu sepenuhnya menghasilkan jawaban yang bersifat faktual.
Demikian halnya dengan pertanyaan yang menanyakan opini belum tentu sepenuhnya menghasilkan jawaban yang mengekspresikan opini yang jujur. Hal ini terjadi karena responden mendistorsi opininya didasarkan pada adanya “tekanan sosial” untuk menyesuaikan diri dengan keinginan social dan lingkungannya.
Contoh:
Pertanyaan Tentang Fakta: Majalah apa yang anda sukai?
Pertanyaan Tentang Opini: Mengapa saudara menyukai majalah Aneka?
d. Pertanyaan dalam bentuk kalimat tanya v.s. Pertanyaan dalam bentuk kalimat pernyataan
Pertanyaan dalam bentuk kalimat tanya memberikan pertanyaan langsung kepada responden dimana jawaban yang diperoleh dapat beraneka ragam; sedang pertanyaan dalam bentuk kalimat pernyataan menyediakan jawaban persetujuannya.
Contoh:
Pertanyaan dalam bentuk kalimat tanya: Apakah saudara setuju dengan pemilihan rector secara langsung?
Pertanyaan dalam bentuk kalimat pernyataan: Pemilihan rector secara langsung akan dilaksanakan.
Jawabannya: a. setuju b. tidak setuju
sumber
Subscribe to:
Posts (Atom)